Minggu, 10 April 2022

Awal Mula [ Kilas Balik Stratosfer ]


Kemarin, saya pergi ke Maros untuk melakukan ceklok. Saya berboncengan bersama salah satu adik. Di perjalanan, saya banyak bercerita mengenai kehidupan saya selama menjadi mapala. Yaa.. seketika saja, rasa ingin berbagi di bonjour pun muncul. Sehingga, saat ini dan kedepannya, saya akan menyicil untuk menceritakan kehidupan saya sebagai seorang Stratosfer.  

Untuk cerita pertama yang akan saya pilih mungkin ketika saya pengkaderan. 

 

Sebagai pengantar cerita, saya akan menjelaskan sedikit terlebih dahulu. Jadi, saya memang sangat tertarik dengan kegiatan outdoor, bisa dibilang sejak kecil saya sangat menyukai bermalam di tenda. Waktu SD saya mengikuti pramuka, sayangnya ketika SMP dan SMA saya tidak dapat melanjutkannya karena berbagai hal. Ketika memasuki dunia kampus, saya diperkenalkan dengan salah satu mapala kampus yang tentu saja namanya sudah tidak asing untuk kebanyakan orang. Saat perkenalan organisasi kampus di masa orientasi, saya sangat bertekad untuk memasuki mapala tersebut. 

Sayangnya, niat tersebut beralih ke hal lain. Saat orientasi fakultas, saya diperkenalkan dengan mapala fakultas. Sebelum memperkenalkan diri, mereka berkumpul untuk melakukan yel-yel (pikir saya kala itu). Dengan slayer di pundak, membuat mereka terlihat begitu keren. Singkat cerita, saya pun lebih memilih untuk memasuki mapala fakultas daripada kampus. 

 

Nah.. setelah melalui tahapan yang begitu panjang, saya pun akhirnya sampai pada tahap outdoor. Bisa dibilang, saya sangat antusias dan bersemangat. Bahkan sangat bersemangat. Seperti pengkaderan pada umumnya, kami diuji dari fisik hingga mental. Meski demikian, antusias saya masih belum padam. Saya sangat menanti apa yang akan terjadi kepada kami selanjutnya? Karena antusias saya yang begitu meledak-ledak di antara teman-teman saya yang lain, membuat saya kerap kali kena imbasnya hahaha.. tapi entah mengapa saya tetap berusaha membangkitkan semangat temanku yang lain. 

Saat malam terakhir, saya mendapatkan teh oleh salah satu panitia. Maka saya buatlah teh tersebut dengan peralatan seadanya untuk menghangatkan diri. Ketika air di dalam wadah sudah mendidih, saya memasukkan teh dan gula. Oh ya, teh ini bukan teh celup, tapi teh daun. Setelah merasa teh nya berwarna teh(?) saya sedikit bersemangat dan segera mengangkat wadah tersebut tanpa menggunakan pengalas apapun. Karena kaget dengan hantaman panas yang tidak terduga, saya segera melepas wadah itu. Sayangnya, saya tidak sempat menaruhnya dengan hati-hati, membuat wadah itu jatuh ke tanah dan menumpahkan isinya. Perasaan hampa seketika membanjiri. Saya hanya memandang kosong wadah yang sudah tidak bernyawa tersebut. Perasaan sedih tentu saja ada. Namun, merasa diri ini sangat bodoh membuat saya tertawa dalam sedih(?)

Semangat saya dalam pengkaderan ini kemudian merosot turun ketika hari terakhir. Saya merasa sudah tidak mampu melewati hari, terlebih teman-teman yang lain juga sudah 'tidak berjiwa'. Namun, pada akhirnya kami mampu melewati itu semua hahayy

 Setelah pengkaderan, kami bertukar cerita, membandingkan cerita satu sama lain. Hingga sampai kepada salah satu kakak yang menganggap saya masokis karena masih bisa tertawa-tawa dan menari (yaa ee biasaka memang tiba-tiba teringat lagu korea dan kuikuti gerakannya) saat pengkaderan berlangsung. Tapi sebenarnya, saya hanya sedikit bersemangat dan antusias karena dari dulu ingin mempunyai pengalaman pengkaderan seperti ini.

 

Tunggu kisah selanjutnya yaa

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...