Untuk cerita pertama yang
akan saya pilih mungkin ketika saya pengkaderan.
Sebagai pengantar cerita,
saya akan menjelaskan sedikit terlebih dahulu. Jadi, saya memang sangat
tertarik dengan kegiatan outdoor, bisa dibilang sejak kecil saya sangat
menyukai bermalam di tenda. Waktu SD saya mengikuti pramuka, sayangnya ketika
SMP dan SMA saya tidak dapat melanjutkannya karena berbagai hal. Ketika
memasuki dunia kampus, saya diperkenalkan dengan salah satu mapala kampus yang
tentu saja namanya sudah tidak asing untuk kebanyakan orang. Saat perkenalan
organisasi kampus di masa orientasi, saya sangat bertekad untuk memasuki mapala
tersebut.
Sayangnya, niat tersebut
beralih ke hal lain. Saat orientasi fakultas, saya diperkenalkan dengan mapala
fakultas. Sebelum memperkenalkan diri, mereka berkumpul untuk melakukan yel-yel
(pikir saya kala itu). Dengan slayer di pundak, membuat mereka terlihat begitu
keren. Singkat cerita, saya pun lebih memilih untuk memasuki mapala fakultas
daripada kampus.
Nah.. setelah melalui
tahapan yang begitu panjang, saya pun akhirnya sampai pada tahap outdoor. Bisa
dibilang, saya sangat antusias dan bersemangat. Bahkan sangat bersemangat.
Seperti pengkaderan pada umumnya, kami diuji dari fisik hingga mental. Meski
demikian, antusias saya masih belum padam. Saya sangat menanti apa yang akan
terjadi kepada kami selanjutnya? Karena antusias saya yang begitu meledak-ledak
di antara teman-teman saya yang lain, membuat saya kerap kali kena imbasnya
hahaha.. tapi entah mengapa saya tetap berusaha membangkitkan semangat temanku
yang lain.
Saat malam terakhir, saya mendapatkan teh oleh salah satu panitia. Maka saya buatlah teh tersebut dengan peralatan seadanya untuk menghangatkan diri. Ketika air di dalam wadah sudah mendidih, saya memasukkan teh dan gula. Oh ya, teh ini bukan teh celup, tapi teh daun. Setelah merasa teh nya berwarna teh(?) saya sedikit bersemangat dan segera mengangkat wadah tersebut tanpa menggunakan pengalas apapun. Karena kaget dengan hantaman panas yang tidak terduga, saya segera melepas wadah itu. Sayangnya, saya tidak sempat menaruhnya dengan hati-hati, membuat wadah itu jatuh ke tanah dan menumpahkan isinya. Perasaan hampa seketika membanjiri. Saya hanya memandang kosong wadah yang sudah tidak bernyawa tersebut. Perasaan sedih tentu saja ada. Namun, merasa diri ini sangat bodoh membuat saya tertawa dalam sedih(?)
Semangat saya dalam pengkaderan ini kemudian merosot turun ketika hari terakhir. Saya merasa sudah tidak mampu melewati hari, terlebih teman-teman yang lain juga sudah 'tidak berjiwa'. Namun, pada akhirnya kami mampu melewati itu semua hahayy
Tunggu kisah selanjutnya
yaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar