Akhir-akhir ini, saya mulai menyadari betapa pentingnya sebuah pertemanan. Yah, bisa dibilang, saya cukup aktif dalam bersosialisasi. Akan tetapi, entah mengapa, saya selalu merasa tidak pernah benar-benar mempunyai sosok 'teman' dan sering kali merasa hampa. Tolong jangan hakimi saya (terkhusus bagi teman saya yang tidak sengaja membaca tulisan ini). Perasaan ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, saya menganggap bahwa teman ada ketika kita ingin bersenang-senang saja, atau sekedar menghabiskan waktu. Terlebih, saya tidak suka jika mesti merepotkan orang lain dan berakhir mesti berbalas budi kepada mereka. Namun, pemikiran itu mulai surut. Yah, sekarang saya bisa merasakan benar-benar mempunyai teman di keadaan terburuk sekali pun.
Beberapa bulan lalu, salah satu kenalan saya yang bahkan tidak akrab dapat merubah pemikiran saya tersebut. Masih sangat jelas malam itu ketika dia memberitahuku bahwa jika sedang sedih, carilah temanmu dan habiskan waktu bersama mereka. Awalnya, saya merasa kikuk. Bagaimana mungkin teman bisa membuat diri kita yang tadinya hancur berkeping-keping, menjadi sosok yang baru?
Namun, perkataannya tersebut benar adanya.
Malam ketika saya benar-benar tidak ingin menjadi manusia lagi, saya mencoba memanggil mereka yang katanya bisa memulihkan itu. Dan benar. Sahabat adalah obat. Mereka benar-benar bisa menarikku keluar dalam belenggu yang sangat menyiksa, meskipun secara paksa. Tak henti-hentinya saya ingin berucap terima kasih kepada mereka. Hari di mana kami pergi ke pulau bersama membuatku benar-benar mencintai mereka. Bahkan, hari itu saya mulai teringat suara tawaku sendiri. Ah.. betapa berharganya mereka.
Hari-hari setelah hari itu, membuatku menjadi manusia kembali.
Oh ya.. jujur saja, ketika mendengar kabar kedua temanku akan pergi merantau di kota sebelah, sedih sekali rasanya. Seolah ditampar oleh kenyataan bahwa kehidupan kita tidak akan terus-menerus seperti ini. Akan ada hari di mana kita berjalan di jalan masing-masing. Sulit rasanya, bahkan air mata yang kukeluarkan rasanya tidak cukup untuk menutupi rasa sedih akan bayang-bayang kami yang berjalan di arah yang berbeda. Namun, begitulah hidup, siap tidak siap, mesti dijalani. Ah... sayang sekali. Tapi, saya sangat bersyukur mengenal kalian.
Pss.. jika diingat kembali, waktu yang kami habiskan bersama sebenarnya cukup singkat. Di awali oleh awal tahun 2023, lalu semakin erat ketika Maret. Hingga akhirnya, hampir 24/7 bersama mereka. Cukup singkat, namun kenangan yang diberikan luar biasa.
Dimulai dari bermain badminton bersama, lalu Malino, kemudian sekedar ngumpul di rumah sugar daddy (kita samarkan namanya yaa xixi), pergi ke pulau, rumah sugar daddy lagi, masak-masak, jalan kosong dengan mba luna dan felix (dan pangeran beberapa kali), acara wisuda, ke pantai, jadi volunteer MHM, pisang epe', karokee, ngerujak, mencari Yamada-kun, CFD dengan tingkat kesadaran rendah, nikahan sugar daddy (iya dia dah nikah gaes), main timezone dengan baju kondangan, kampus 125317418, jus 1218231, cpi, skuter, rumah si gondrong (nama disamarkan lagi yah), nongki di kafe berkedok kerja skripsi (tapi aslinya memang kerja skripsi), foto studio, CK, dan sebenarnya kami lebih banyak menghabiskan waktu moppo' di kediaman sugar daddy dan si gondrong. Di akhir kepergian si bocil kematian 2 (saya yang pertama (mengakui diri sendiri)), hampir seminggu rumahku yang kosong menjadi basecamp perkumpulan wkwk.
Waktu singkat yang sangat berharga. Saya cuma mau bilang ke kalian, terima kasih karena selalu menarikku keluar melihat dunia! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar