Kejadian ini menurutku cukup patut dikenang dikarenakan bercampur aduknya perasaaan saya saat itu..
Jadi, beberapa hari yang lalu, saya menemani oci ke tempat tongkrongan seniornya dikarenakan akan membahas sesuatu yang penting. Ke sana lah kami yang pada saat itu juga hujan deras. Setelah beberapa saat kami di sana, Oci dan beberapa seniornya pergi ke rumah juniornya, saya pun ikut. Kali ini kami naik mobil dikarena hujan yang deras. Saya ikut juga. Namun, karena merasa kurang enak jika ke sana dan saya tidak ada hubungan apa-apa dengan junior tsb (karena yahh adalah sesuatu yang belum bisa diceritakan), maka saya mengatakan kepada Oci, kalau mau ke masjid saja, sekalian shalat isya. Sesaat sampai di rumah junior tsb, saya dipinjam kan motor dan mantel untuk pergi ke masjid. Karena sebelumnya saya sudah pernah ke sini dan ke masjid dekat sini, saya pun pede-pede saja menancapkan gas. Di tengah derasnya hujan, saya berusaha mengingat jalan yang benar. Hingga akhirnya, sampailah saya ke masjid itu. Sayangnya, gerbang masjidnya tutup. Dalam hati sempat mempertanyakan mengapa masjid ditutup? Tapi yah mau bagaimana lagi, saya juga tidak bisa menerobos masuk. Saya pun kembali ke rumah junior oci. Sampai di sana, saya bingung antara mau masuk dan tidak. Namun, karena yakin akan pulang larut malam dan sudah pasti akan langsung tidur, saya pun memutuskan untuk mencari masjid lain.
Di tengah derasnya hujan, saya mulai mencari masjid. Hingga akhirnya keluar kompleks, melintasi jalan poros. Tidak jauh dari gerbang kompleks, saya melihat masjid. Saya pun mencari jalan masuknya. Dan ternyata, masjid tersebut merupakan masjid TNI. Saya mulai ragu untuk masuk ke dalam karena mesti masuk ke pangkalan TNI. Namun, di mana lagi saya harus mencari masjid?
Saya pun mulai mencari gerbang yang terbuka. Ketika masuk ke dalam pangkalan TNI, saya kemudian ke pos yang terdekat dari gerbang. Saya lalu bertanya, apakah masjidnya terbuka dan bisa digunakan untuk shalat? salah satu dari dua TNI di pos itu mengatakan bisa. Dari ekspresi TNI itu, terpampang jelas perasaan heran mengapa di jam yang sudah cukup larut begini, seorang perempuan ingin masuk ke masjid, di tengah derasnya hujan pula. Saya lalu meminta ijin untuk menggunakan masjid, dan sekali lagi, TNI tsb menunjukkan ekspresi yang sangat heran dan sambil tertawa geli. TNI itu, lalu menunjukkan jalan masuknya masjid. Saya kemudian bertanya, di mana bisa memarkir motor saya? Dia berkata bahwa, di sini (depan pos) bisa. Tanpa ragu saya pun, langsung memarkir tepat di depan pos TNI itu.
Saya lalu berjalan ke arah masjid, mencari toilet dan tempat wudhu. Ketika mendapatkan toilet dan tempat wudhu, saya pun melepas mantel, dan segera melakukan apa yang biasa dilakukan. Setelah semua selesai, saya pun melangkah masuk ke masjid. Sempat saya ragu, jangan sampai mantel yang saya pinjam diambil orang, apalagi mantelnya merk eiger :D tapi saya pun menaruhnya di rak sepatu, dan berdoa agar terjaga. Saya pun masuk ke masjid, melepas jaket dan jilbab yang sedikit basah, menggantungnya, dan shalat. Setelah selesai shalat, saya memang berencana untuk tinggal lebih lama di sini. Yah.. dikarenakan hujan masih sangat deras dan saya juga tidak tahu harus ke mana karena tidak mau masuk ke rumah junior Oci. Saya lalu mengabari Oci, bahwa saya tidak berada di masjid yang biasanya, dan mengatakan bahwa di sini aman karena masjid di pangkalan TNI.
Saya mulai melihat video-video di ig, sembari menunggu. Tidak lama kemudian, dibalik tirai pemisah jamaah perempuan dan laki-laki, saya melihat seorang pemuda lewat. Namun, karena merasa tidak begitu penting, jadi saya tetap melanjutkan menonton video. Asyik menonton video, saya pun tidak sadar ketika seseorang berdiri beberapa meter di belakangku. Entah itu pemuda tadi atau bukan, yang jelas di menegurku, menanyakan mengapa saya ada di sini. Saya sempat terdiam, dan menjawab yah.. sudah jelas kalau untuk shalat bukan? Dia lalu mendekat, dan menanyakan saya dari mana dan mengapa bisa masuk ke sini (dengan nada curiga). Saya pun mencoba menjelaskan. Namun, dia sepertinya masih tidak habis pikir, di tengah hujan begini ada seorang perempuan shalat di masjid ini. Bukan sesuatu yang biasa terjadi sepertinya. Dia lalu mulai menanyakan beberapa pertanyaan, seperti orang mana, tinggal di mana, kuliah di mana dan masih banyak lagi. Saya mencoba menjawab sebisaku. Namun, dia masih ragu, dan masih sangat mempertanyakan kenapa saya bisa tiba-tiba di sini. Saya pun merasa frustasi menjelaskannya, karena tidak mau pula terlalu detail. Kemudian, dia pun bertanya ke sini sama siapa, saya menjawab kalau ke masjid, saya sendiri, namun sebenarnya bersama teman-teman yang lain. Dia mulai bertanya lagi, salah satu teman itu, ada pacarku atau tidak. Saya jawab ada. Dia tidak percaya, katanya kenapa saya sendirian kalau memang ada pacarku ikut. Saya mulai menjelaskan sebisa mungkin. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh pemudia TNI ini. Banyak sekali. Seperti, apa saya memang rajin shalat, semester berapa, tinggal sama siapa, kenapa berani sendirian di masjid yang gelap ini, dan masih banyak lagi. Takut? Tentu saja. Bagaimana tidak, kami hanya berdua di sini. Sempat saya mau minta tolong kepada Oci, tapi pasti dia sedang sibuk (rill, dia ke rumah juniornya bukan hanya semata-mata bertamu saja, ada hal yang sangat penting), jadi saya mencoba untuk menanganinya sendiri. Saya berusaha terlihat sesantai mungkin, dan juga menanyainya beberapa pertanyaan. Meski suaranya kadang tidak begitu jelas, dengar tidak dengar saya akan tetap mengiyakan.
Setelah ngobrol, dia pun menawarkan untuk membawa jaket saya ke depan kipas angin supaya lebih cepat kering. Sumpah, saat dia mengambil jaket saya dari gantungan, saya merasa takut tanpa sebab. Dia juga sempat bercerita bahwa ada perempuan yang sering datang ke sini di malam hari untuk membaca kitab gundul, maka dari itu, awalnya ia mengira saya adalah perempuan itu. Oke, sedikit masuk akal. Beberapa kali juga dia menanyakan apakah saya sudah mau pergi atau belum. Karena tidak ingin merasakan kecemasan ini lebih lama, saya pun memutuskan untuk pergi. Sambil beberes, dia meminta untuk memfollownya di ig. Saya pun memberikannya hpku. Dia mengatakan bahwa kalau saya mau ke masjid lagi bisa langsung chat saja. Namun, saya mengatakan bahwa saya tidak akan menchatnya jika masjid di dekat rumah junior Oci terbuka. Saya pun menuju lemari mukenah. Saat hendak memasukkan mukenah ke dalam lemari, dia lalu menarik saya, dan mengatakan sembunyi. Takut tentu saja. Dia mengatakan kalau ada orang yang datang. Dan membuat saya takut adalah mengapa saya mesti sembunyi? Namun, saya tetap berusaha setenang mungkin.
Saya lalu segera mengatakan akan pergi dan keluar dari masjid. Dia pun juga mengucapkan salam perpisahan. Setelah beberapa langkah dari masjid, saya mulai merasa lemas, dan mulai tertawa geli atas apa yang baru saja terjadi. Kukira saya akan aman di masjid pangkalan TNI dari orang luar, nyatanya, orang di dalamnya yang lebih meresahkan...
Saat hampir dekat pos tempat saya parkir motor, saya lalu menyadari bahwa TNI di pos itu bertambah banyak. Bahkan sangat banyak. Saya pun merasa kikuk. Terlebih lagi, saya ditatap mentah-mentah oleh mereka. Seolah pertanyaan yang sama ada di dalam kepala mereka, "siapa perempuan ini?". Tanpa mengeluarkan sepatah kata, saya pun mulai menyalakan motor, namun saking gugupnya saya tidak bisa memasukkan kunci motor. Mata semua TNI yang menatap saya membuatku sangat canggung. Salah seorang TNI kemudian menanyakan apa ada masalah dengan motor saya. Saya ingin sekali menjawab "Tidak kak, hanya salting saja dipelototi hehe" tapi keurungkan niatku, dan mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. Saat hendak menaiki motor, saya mencoba curi pandang, penasaran apakah saya masih di pelototi atau tidak. Ternyata masih. Saking saltingnya, saya pun sempat melongo menatap mereka balik, dan akhirnya cepat tersadar dan segera menyalakan motor. Saya kemudian berpamitan dan mengucapkan terima kasih entah untuk apa, dan segera kabur dari para TNI itu. Di sepanjang jalan, perasaan saya mulai campur aduk. Lebih tepatnya tidak menyangka akan mengalami peristiwa yang sangat aneh ini, bersama para TNI kaku yang aneh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar