Saya akan sedikit bercerita mengenai kejadian yang kerap kali terjadi ketika saya sedang berbakti.
Kisah pertama tentu yang baru saja terjadi.
Hari ini, Umi pergi ke Soppeng, Abi dan adikku pergi ke Bantaeng. Tersisalah kami para putri di rumah. Biasanya, kalau umi dan abi tidak ada, toko akan ditutup, karena saya pribadi takut jaga toko sendiri, apalagi di sekitar rumah tidak jarang bernuansa Texas. Namun, karena saat ini ada kakak kedua saya, kami pun bergantian jaga toko. Sore hari, masuklah satu orang pengunjung. Dari penampilannya, terlihat seperti mahasiswa tahun awal. Ia mencari buku filsafat. Saya yang lumayan paham letak-letak buku pun menyodorkan beberapa pilihan. Ternyata, dia mencari satu buku yang spesifik (Kenapa tidak bilang dari tadi?:D). Buku yang tidak familiar membuat saya mesti meminta pertolongan kepada umi. Saya pun berniat mengambil hp di dalam rumah dan memintanya tunggu sebentar. Saya sedikit berlari kecil. Bukan tanpa alasan, melainkan salah satu kekhawatiran saya jika mengatakan tunggu kepada pengunjung, yaitu ketika orang tsb mengikuti saya masuk ke dalam rumah. Ya.. bisa dibayangkan bagaimana kecanggungan dapat tercipta begitu saja. Kekhawatiranku ini juga berdasarkan pengalaman...
Saya pun segera masuk, dan berhasil membuat pelanggan itu tidak mengikuti saya masuk ke rumah. Saya kemudian mengambil hp dan menelpon bala bantuan, menanyakan perihal buku yang dia cari. Stoknya ternyata kosong. Si Pelanggan pun mulai melihat buku-buku lain, dan menemukan satu buku. Ia kemudian menanyakan perihal harga. Saya mencoba mengecek belakang buku. wagadaw.. tidak ada harganya. Saya kemudian menelpon umi sekali lagi. Sayangnya, umi juga ragu berapa harga buku tersebut, dan mengatakan akan mengecek di web dulu. Saya pun meminta si Pelanggan untuk menunggu sekali lagi. Cukup lama waktu berselang, saya pun chat umi, menanyakan apa sudah dapat atau belum. Ternyata umi mendapat dua harga berbeda, dan akan menelaah harga lebih jauh. Saya mulai mencuri pandang ke calon pembeli. Ia tengah asik melihat-lihat buku lain. Agak lama menunggu, umi masih belum mendapatkan harga yang pas, dan akan menelpon toko buku lain mengenai harga buku ini (Ya.. sulit dijelaskan mengenai hal ini). Saya pun melirik sedikit ke si Pelanggan. Dia tidak lagi melihat-lihat buku, akan tetapi hanya memandang saya, menunggu jawaban. Seketika rasa panik pun menggerogoti, saya merasa terbebani dengan tatapan si doi. Sayapun mencoba menghubungi umi sekali lagi. Ternyata, pemilik toko buku yang ditempati bertanya tidak aktif (cry). Akhirnya, umi pun memutuskan untuk memilih salah satu harga. Segera saya memberitahu info ini kepada calon pembeli. Setelah mengetahui harganya, ia pun memutuskan untuk membeli buku tersebut.
Yah.. harapanku, semoga pelanggan tersebut masih ingin berbelanja di toko kami, meski pelayanannya cukup memakan waktu D:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar