Senin, 17 Januari 2022

Tempel, tempel kok di badan?


Tahun 2017 merupakan tahun di mana saya duduk di bangku SMA, tepatnya kelas 2 SMA. Terdapat beberapa peristiwa yang mencekam dan semi horror terjadi kala itu. Peristiwa ini terjadi setelah pelajaran olahraga dan kami berganti baju di kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, salah satu teman saya (Mari kita panggil sebagai SS) mengatakan bahwa ia tidak enak badan. Sesampainya di kelas, SS hanya diam dan beberapa kali menangis. Kami sempat menanyakan keadaannya dan menyuruhnya untuk ijin pulang, akan tetapi SS membalas perhatian kami dengan marah-marah. Heran dengan sikap SS yang tidak seperti biasanya, kami pun menerka-nerka apa yang terjadi kepada SS. Hingga akhirnya muncul spekulasi bahwa SS sedang ditempeli oleh sesuatu dari dimensi lain. Takut tentu saja menghampiri kami yang kala itu ingin menolong SS. Beberapa kali SS menangis dan berlirih kecil, meminta tolong. Hingga akhirnya sampai jam istirahat shalat dzuhur. Kami mengajak SS untuk shalat dengan harapan SS akan kembali normal. Meski sempat beberapa kali dibujuk, akhirnya SS pun mengikuti kami ke lapangan (Kita dulu shalat di lapangan karena mushollah sedang direnovasi). Di perjalanan menuju lapangan, saya dan Ainun berjalan di belakang SS. Ainun sempat berkata, “Kalau bukan SS ini toh, bakal nda balek ki  kalau dipanggil ataupun marah ki”, karena penasaran akhirnya saya mencoba memanggil SS. Tiga kali saya panggil tapi SS tidak menyahut ataupun balik, saya pun menepuk pundaknya sambil memanggil namanya, dan kemudian SS berkata, “Apa deh?!” dengan nada marah. Saya dan Ainun sontak bertukar pandang.

Meski spekulasi kami semakin besar bahwa ada sosok lain bersama SS saat ini, kami tetap menuntun SS mulai menyuruhnya berwudhu dan duduk mendengarkan khutbah. Saat iqomah, saya melihat SS yang masih duduk termenung dan belum memakai mukenahnya. Saya pun menyuruhnya untuk memakai mukenah, dan SS merespon marah dan berkata, “Edede.. apakah ini, mau ki apa ini?”. Saya yang sedikit geli dan tertawa kecil dengan pertanyaannya menjawab jika saat ini kita mau shalat. Akhirnya SS pun memakai mukenah dan shalat berjamaah.

Setelah shalat, SS masih terdiam sampai ketika kami kembali ke kelas. Tidak lama kemudian, SS pun kembali seperti semula. Kami sempat menanyakan apa yang terjadi, dan SS mengatakan bahwa dia tidak sepenuhnya ingat.

Selesai! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...