Minggu, 17 Agustus 2014

Malunya dimana?




hay para penggemar..

Beberapa hari yang lalu, ada kejadian yg mungkin cukup memalukan. jadi, begini...
ini semua berawal saat aku dan Nisa ingin ke kamar mandi. Model WC kami gak semewah punya swasta, ini semua karena sekolah kami negeri, dan tau sendiri kan ada apa dengan WC-nya.
Kami memilih WC masjid, karena menurutku, WC itulah yg terdekat dan terbersih. Biliknya hanya dua, itupun gak bercabang-cabang. Hanya terdiri dari WC cewek dan WC cowok. kebetulan, ada 1-2 org yg sedang menunggu, dan semuanya lelaki. Di WC cewek pintunya tertutup, jadi kemungkinan besar ada org didalam. Kamipun menunggu dengan sabar. Semua lelaki tadi sudah pergi, dan gak lama kemudian pintu WC cewek terbuka. dan.. dededengg..


Sesosok cowok jangkung menjulang nan tinggi keluar dari bilik kamar mandi. Dia memang yg paling tinggi di angkatan kami. Tertinggi.
kita bisa menyebutnya "A". karena shok, melihatnya keluar dari WC cewek, aku sempat memandangnya dan melongo. Kami terdiam dan hanya saling memandangi, tpi kemudian, entah krn dia malu kedapatan keluar dari kamar mandi cewek atau karena sesuatu yg sulit untuk mendeskripsikannya, dia memandangku sambil tersenyum dan mengangkat kedua alisnya, plus sedang memasang ikat pinggang. what the hell??
kalian tahu gak ekspresi-ekspresi om-om kurang mengenakkan? pokoknya, susah di jelasin deh. Mungkin, memang dia gak bermaksud memasang wajah seperti itu, tapi mau bagaimana lagi? Sebagai cewek polos dan beriman aku hanya bisa melongo sekali lagi, dan segera masuk ke WC.
di dalam WC, entah mengapa ketawaku serasa ingin meledak. rasanya seperti kita tahan kentut disaat guru killer mengajar dan sedang sepi-sepinya.
dengan segenap kekuatanku, aku menahan tawa. gak lucukan kalo misalnya, tiba-tiba saja ada org di dalam kamar mandi ketawa sendiri?

keluar dari siksaan dan cobaan yg berat itu, aku segera keluar menemui Nisa. Kami berjalan bersama melewati anak kelas 7 (Aku kelas IX) yg sedari menatap kearah kami dengan wajah penuh tanya, dan dengan spontan dia mengatakan...
"Deh! Anak kelas 9!" serunya kaget. What?
Tunggu... maksud dari perkataannya ini apa coba? aku tau kalau aku ini pendek, tapi gak usah sekaget itu juga kali...
"Heh! Apa maksudmu?" Kataku rada-rada tersinggung. Dia lalu mengatakan "Nda ji"
Derita jadi pendek itu memang banyak..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...